Katanya: Prinsip orang cina dalam membeli barang impian
Kenapa Harus Nabung Dua Kali Lipat Dulu Baru Beli Barang? Prinsip Unik yang Bikin Dompet Aman
Dengar-dengar soal prinsip beli barang orang Cina
Pernah nggak sengaja denger obrolan orang yang lagi ngobrolin soal kebiasaan unik orang Cina dalam membeli barang? Saya juga awalnya cuma dengar sepintas lalu. Katanya, orang Cina punya prinsip yang cukup bikin mikir: kalau mau beli barang, uangnya harus dua kali lipat dari harga barang itu. Contohnya, kalau mau beli iPhone seharga 10 juta, mereka akan nabung sampai 20 juta dulu. Kalau belum nyampe segitu, ya mereka nggak akan beli.
Sekilas terdengar aneh, tapi semakin dipikirin, ternyata prinsip ini masuk akal juga. Beda banget sama kebiasaan saya pribadi (dan mungkin juga banyak orang lain), yang kalau udah punya uang pas atau sedikit lebih, langsung aja beli. Rasanya tuh kayak “kapan lagi?” atau “kalau nggak dipaksain, nggak bakalan punya”. Tapi, ternyata gaya beli seperti ini punya risiko yang cukup bikin geleng-geleng kepala, terutama buat isi dompet dan masa depan finansial kita.
Beli barang langsung, dompet langsung jebol
Kita sering kali nggak mikir panjang. Misalnya, lihat handphone idaman, terus cek tabungan: “Wah, cukup nih!”. Tanpa pikir panjang, langsung dibeli. Padahal, setelah beli, tabungan langsung habis. Gak ada sisa buat hal lain. Gak ada dana cadangan. Gak ada simpanan buat hal tak terduga. Satu kata: nekat.
Padahal hidup ini penuh kejutan. Bisa jadi besok motor mogok, ada keluarga yang sakit, atau tiba-tiba kena musibah. Kalau semua uang sudah habis buat beli barang impian, terus gimana? Mau minjem sana sini juga belum tentu ada yang bisa bantu. Akhirnya, ujung-ujungnya stres sendiri.
Prinsip dua kali lipat, bukan soal pelit tapi cerdas
Kebiasaan orang Cina yang katanya nunggu sampai uang dua kali lipat dulu sebelum beli, bukan karena mereka pelit. Tapi karena mereka mikir jangka panjang. Kalau iPhone harganya 10 juta, dan mereka punya 20 juta, artinya setelah beli, mereka masih punya 10 juta cadangan. Ini namanya bijak. Mereka tetap bisa hidup nyaman setelah beli barang, tanpa harus ngutang atau panik kalau ada kejadian darurat.
Prinsip ini juga bisa dibilang sebagai bagian dari manajemen keuangan yang sehat. Gak semua orang Cina pasti seperti itu, tapi pola pikir ini bisa jadi inspirasi. Mereka memegang prinsip keamanan finansial, bukan sekadar gaya hidup. Dan itu adalah pelajaran penting yang jarang diajarkan secara langsung ke kita sejak kecil.
Kalau gak maksa, gak punya? Gak juga
Banyak orang (termasuk saya dulu) punya prinsip: “Kalau gak maksa, gak bakal punya.” Prinsip ini kadang berhasil, tapi juga sering berakhir pahit. Maksa beli barang memang bisa bikin kita punya apa yang kita mau, tapi setelah itu? Uangnya habis. Gaji bulan depan udah kepotong cicilan. Kebutuhan lain jadi dikorbankan.
Ada perasaan senang sesaat setelah punya barang impian, tapi ada juga penyesalan ketika sadar isi dompet tinggal recehan. Prinsip seperti ini cenderung membuat kita hidup dari gaji ke gaji, tanpa punya cadangan darurat. Hidup jadi lebih rawan. Satu kejadian tak terduga bisa bikin kondisi finansial kita jungkir balik.
Gaya hidup mikir panjang itu keren, bukan kuno
Banyak yang mikir, kalau orang nunggu punya dua kali lipat dulu baru beli barang, itu berarti orangnya kuno, pelit, atau terlalu hemat. Padahal sebaliknya, itu justru keren. Karena dia punya kendali atas dirinya sendiri. Dia gak gampang tergoda iklan atau tren. Dia tahu prioritas. Dia tahu kapan harus beli dan kapan harus tahan dulu.
Dan yang lebih penting, dia tahu bagaimana caranya menjaga stabilitas keuangan. Gak semua orang bisa seperti itu. Butuh disiplin. Butuh kontrol diri. Tapi hasilnya? Jauh lebih tenang dan aman. Gak ada drama keuangan setelah beli barang. Gak ada rasa was-was kalau tiba-tiba butuh uang.
Ubah cara pikir biar dompet tetap waras
Kalau kita terus-terusan pakai prinsip “yang penting punya dulu”, lama-lama dompet gak akan pernah sehat. Kita akan terus mengejar keinginan tanpa memikirkan kemampuan. Padahal yang paling penting dalam membeli barang adalah kemampuan, bukan keinginan. Bisa beli belum tentu mampu beli. Nah, ini yang kadang lupa kita bedakan.
Kalau kita mulai ubah cara pikir dan mulai nerapin prinsip “punya dua kali lipat dulu baru beli”, kita bisa mulai belajar hidup lebih tenang. Kita gak perlu takut kalau habis beli barang, terus besoknya ada keperluan mendadak. Karena kita udah siap dengan cadangan dana.
Tips biar bisa nabung dua kali lipat sebelum beli barang
-
Buat daftar keinginan dan prioritas
Tulis semua barang yang kamu pengen. Lalu kasih skor prioritas dari 1 sampai 10. Barang yang skornya tinggi, berarti penting dan bisa kamu rencanakan lebih dulu. -
Tentukan harga dan target tabungan
Misalnya kamu pengen beli laptop 7 juta, berarti targetmu 14 juta. Tentukan berapa lama waktu nabungnya dan berapa yang harus kamu sisihkan tiap bulan. -
Gunakan tabungan terpisah
Buat rekening khusus untuk nabung barang impian. Jangan digabung sama tabungan kebutuhan sehari-hari. Biar gak tergoda ngambil. -
Hindari cicilan konsumtif
Jangan tergoda cicilan 0%. Walau keliatannya ringan, cicilan tetaplah hutang. Dan hutang konsumtif itu bikin masa depan keuangan kita gak sehat. -
Tahan gengsi, utamakan fungsi
Kadang kita beli sesuatu bukan karena butuh, tapi karena pengen dianggap keren. Padahal yang kita butuh itu fungsi, bukan penilaian orang lain.
Kesimpulan: Bukan soal pelit, tapi soal selamat
Akhir kata, prinsip beli barang dengan uang dua kali lipat bukan soal pelit, tapi soal keselamatan finansial. Kita semua pasti pengen punya barang impian, tapi jangan sampai impian itu bikin hidup kita malah berantakan. Pelan-pelan belajar, ubah mindset, dan mulai terapkan prinsip bijak dalam mengelola uang. Karena hidup bukan cuma soal hari ini, tapi juga soal besok dan lusa.
Share ke temanmu yang suka ‘maksa beli’ biar lebih sadar dompet! Jangan lupa mampir lagi ke blog ini buat tips keuangan lainnya yang ringan, masuk akal, dan no ribet.
Join the conversation